Kia Maturbongs

Kia Maturbongs, Mahasiswa FH Unpatti yang Berprestasi Lewat Inovasi Hukum Digital

Berita

Menjadi Mahasiswa Berprestasi bukanlah hal yang datang secara tiba-tiba bagi Kristian Marius Maturbongs, mahasiswa semester enam Fakultas Hukum Universitas Pattimura (Unpatti). Lewat kegigihan, ide kreatif, serta semangat untuk terus belajar, mahasiswa yang akrab disapa Kia ini berhasil meraih Juara 1 Mahasiswa Berprestasi Fakultas Hukum Unpatti dan Juara 6 Mahasiswa Berprestasi tingkat Unpatti.

Kisah Kia berawal dari pengumuman tak terduga yang ia terima dari pihak kemahasiswaan Fakultas Hukum. Saat itu, ia dihubungi untuk berpartisipasi dalam seleksi Mahasiswa Berprestasi tingkat fakultas. Ajang ini bukanlah hal yang asing baginya, mengingat Kia sebelumnya sudah cukup aktif mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan, baik di tingkat fakultas maupun universitas.

“Sebenarnya awalnya saya tidak mendaftar sendiri, saya dihubungi oleh pihak kemahasiswaan fakultas. Mungkin karena sebelumnya saya sudah pernah ikut beberapa kegiatan dan lomba, dan juga menang mewakili fakultas maupun universitas,” kata Kia kepada Hukumonline, Selasa (8/4).

Proses seleksi Mahasiswa Berprestasi dimulai dari tingkat fakultas. Saat itu, Kia bukan satu-satunya kandidat. Ia bersaing dengan beberapa mahasiswa lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, banyak peserta yang memilih mengundurkan diri. Hingga akhirnya, Kia bertahan dan mengikuti seluruh rangkaian seleksi dengan serius. Ia pun berhasil keluar sebagai juara pertama di tingkat fakultas dan mendapat kehormatan untuk mewakili Fakultas Hukum ke ajang yang lebih tinggi.

Proposal menjadi aspek utama dalam seleksi ini. Para peserta diminta untuk menyusun gagasan dalam bentuk proposal inovatif yang merepresentasikan bidang keilmuan masing-masing. Kia yang berasal dari rumpun ilmu hukum memilih membuat proposal bertajuk Cyberpolis, yakni gagasan mengenai pembentukan sistem penegakan hukum di dunia digital melalui peran “polisi siber”.

“Proposal saya itu tentang Cyberpolis, seperti polisi online gitu. Secara garis besar, ini ditujukan untuk menertibkan pelanggaran-pelanggaran hukum di dunia maya. Karena sekarang kan pelanggaran hukum tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga di ruang digital,” ujarnya.

Setelah menjadi juara tingkat fakultas, Kia melaju ke tingkat universitas dengan proposal yang sama, namun sudah dikembangkan dan direvisi berdasarkan masukan dari seleksi sebelumnya. Di tingkat universitas, ia bersaing dengan sembilan finalis lainnya dan berhasil meraih posisi keenam. Bagi Kia, pencapaian ini bukan hanya soal gelar, tetapi tentang pengalaman belajar yang tidak tergantikan.

“Saya belajar banyak sekali. Mulai dari menyusun proposal yang baik dan benar, hingga berdiskusi dan mendapat bimbingan dari para dosen. Ini juga jadi bekal saya untuk tugas akhir nanti,” ungkapnya.

Menariknya, selain aktif dalam kompetisi Kia juga aktif dalam organisasi kampus. Ia tergabung dalam Unit Kegiatan Debat Fakultas Hukum yang secara tidak langsung mengasah kemampuannya dalam menyusun dan menyampaikan argumen hukum, yang mana sebuah keterampilan penting dalam dunia hukum. Dirinya pernah meraih Juara 1 Lomba Debat Hukum Polda Maluku (2024), serta menjadi finalis Lomba Debat Hukum tingkat Region Timur di Makassar (2024).

Tidak berhenti di situ, pada tahun 2023, Pria asal Pulau Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara ini juga aktif sebagai pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Katolik Universitas Pattimura dan hingga saat ini rutin melayani sebagai pemazmur dalam perayaan Ekaristi di wilayah Keuskupan Amboina.

“Saya pakai skala prioritas. Sudah pasti perkuliahan nomor satu. Kalau ada benturan dengan kegiatan lain, saya lihat dampaknya. Tapi saya tetap usahakan untuk hadir, bahkan meski hanya satu menit. Karena saya percaya kalau kita ambil tanggung jawab, ya kita harus siap untuk lelah dan berkorban,” ujarnya.

Berbicara tentang masa depan, Kia dengan mantap menyatakan bahwa ia bercita-cita menjadi seorang advokat. Kecintaannya pada debat dan penyusunan argumen hukum telah membentuk dirinya untuk siap berkecimpung dalam dunia advokasi. Meski demikian, ia tetap membuka diri terhadap berbagai kemungkinan karier lain di dunia hukum.

“Profesi advokat saat ini yang paling tergambar di pikiran saya. Tapi saya percaya kalau Tuhan punya rencana lain, saya juga siap,” ucapnya.

“Berani ambil risiko. Jangan takut gagal. Karena semua yang saya alami ini bukan hal yang nyaman. Tapi karena saya mau ambil kesempatan, akhirnya saya bisa dapat pengalaman yang luar biasa. Banyak orang pintar di luar sana, tapi tidak semua bisa melihat peluang. Maka pintar saja tidak cukup, kita harus juga jeli melihat kesempatan,” pesannya.

Sumber: HukumOnline